Posts

Showing posts from 2010

Wiley::Land Degradation and Development

Wiley::Land Degradation and Development

KONSERVASI TANAH, MEMANG TIDAK MURAH

Image
Oleh : MUNANDAR   Peran Pemerintah masih dominan Daerah beriklim tropis sangat rentan oleh bahaya longsor dan erosi. Di daerah beriklim basah seperti Indonesia,  peristiwa erosi sebagian besar disebabkan oleh air (Arsyad, 1989). Secara teori erosi adalah berpindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lainnya. Dampak yang terjadi akibat erosi  oleh air dapat meliputi dua area; area sumber kejadian erosi (hulu) dan area dibawahnya (hilir). Dampak bisa berupa; kemunduran produktivitas tanah, berkurangnya aliran air sungai, kotornya sumber air untuk minum dan keperluan rumah tangga, meningkatnya bahaya banjir baik frekuensi maupun volumenya, pendangkalan pada waduk. Dapat dipahami bahwa pengendalian erosi menjadi  aspek penting dalam usaha konservasi tanah dan air. Praktek konservasi tanah dan air di Indonesia sejatinya telah dimulai pada tahun 1966 sebagai respon terhadap terjadinya banjir Sungai Bengawan Solo (Priyono et Savitri, 2001). Kegiat

Kelapa Sawit baik untuk Konservasi Tanah dan Air, benarkah?

Image
Oleh : Munandar Benarkah lahan yang ditanami kelapa sawit lebih baik pengaruhnya bagi konservasi tanah dan air ketimbang tanah yang  digunakan untuk budidaya tanaman kehutanan/kebun campuran?. Kelapa sawit ( Alaeis guineensis ) dikilang untuk memproduksi Crude Palm Oil (CPO). CPO inilah primadona ekspor Malaysia dan Indonesia. Indonesia meraup devisa dari ekspor CPO hingga US$ 11 milyar pada tahun 2009.Total luas perkebunan sawit di Indonesia sampai dengan tahun 2009 menurut Lembaga Penelitian SMERU mencapai 7,1 juta Ha.Wayan R. Susila (2005) menyebutkan laju pertumbuhan luas areal sawit mencapai 11 % pertahun. Kelapa sawit benar-benar menjadi panglima devisa. Pendek kata sawit begitu menjanjikan. Semua perhatian dikerahkan untuk menarik investasi dan ekspansi luas penanaman. Ujungnya tentu tidak kemana selain merubah kawasan hutan menjadi lahan perkebunan. Di lain pihak para ekologis mengkhawatirkan ekspansi kebun sawit tidak hanya mengancam hutan tropik tetapi juga merusak sistem

SUMUR RESAPAN UNTUK PENGENDALIAN ALIRAN PERMUKAAN

Image
Oleh Munandar A. Latar Belakang Rencana pemindahan pusat pemerintahan Provinsi Kalsel ke Banjarbaru dipastikan diikuti semakin pesatnya pertumbuhan kawasan permukiman. Disebutkan data yang diperoleh dari instansi terkait, pengembang perumahan yang beroperasi di Banjarbaru hampir mencapai 50 pengembang (Radar Banjarmasin, 15/10/2010). Kebutuhan lahan aktivitas manusia memberi konsekuensi terhadap perubahan lingkungan. Daya dukung lahan dan elemen siklus hidrologi dipandang sebagai unsur paling dominant pada kelayakan lingkungan tempat hidup manusia. Daratan Kalimantan mengalami lonjakan curah hujan yang ekstrim saat ini. Curah hujan selama Oktober mencapai 721 milimeter, padahal kondisi normalnya hanya 250 milimeter per bulan ( Banjarmasin Post 3/11/2010). Penggunaan  lahan yang intensif  menjadi salah satu penyebab banjir dan menurunnya permukaan air tanah di kawasan perumahan, Pembangunan dan pertambahan penduduk, aktivitas perekonomian mengalami kemajuan pesat. Tidak dapat dihindari

BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN JENIS KUKU (Pericopsis mooniana Thwaites)

oleh : Munandar Pendahuluan Salah satu flora pohon penting yang ada di hutan tropika Indonesia khususnya bagian lowland adalah jenis kayu kuku ( Pericopsis mooniana Thwaites). Tinggi pohon mencapai 30-40 meter, dengan bebas cabang mencapai hampir ¾ bagian dari total pohon. Berat kering kayu ini rata-rata 770 kg/m 3 . Kayu gubal berwarna lebih cerah dari kayu terasnya yang berwarna coklat kemerahan. Permukaan kayunya licin dan mengkilap dengan gambar berupa garis-garis dekoratif sehingga di pasaran dunia kayu ini harganya cukup tinggi. Di Indonesia kayu kuku digolongkan sebagai kayu mewah. Laporan Rain Forest Action tahun 2004 kayu kuku digolongkan sebagai tanaman hutan yang terancam kepunahannya (vulnerable tree species). Pemungutan kayu kuku sejak masa kolonial, longgarnya pengawasan di pintu keluar ekspor barang dan jasa terutama kayu diperkirakan ikut mempercepat kelangkaannya. Sistim silvikultur jenis Pericopsis mooniana yang umumnya memerlukan persyaratan tertentu dikhawatirkan

KELANGKAAN AIR BERSIH, SEHARUSNYA TIDAK TERJADI DI KALSEL

Oleh : MUNANDAR Banjarmasin berjuluk kota Seribu Sungai. Agak membingungkan, ketika penghujung tahun 2009 lalu, Tv One dan beberapa koran lokal mengabarkan perihal kelangkaan air bersih di Banjarmasin dan sekitarnya. Warga  desa Bakambat, Tanipah dan Sungai Musang Kecamatan Aluh Aluh, Kabupaten Banjar harus merogoh kocek Rp.25.000,- untuk mendapatkan satu drum air sungai. Kemana perginya „ sumber kehidupan “ itu?. Ketiga daerah tersebut terletak di pesisir pantai selatan Kalsel,  sekitar muara Sungai Barito. Puncak musim kemarau Agustu- Oktober adalah musim paling kering di wilayah ini. Sungai Barito yang biasa menjadi pemasok air satu-satunya bagi  warga di daerah tersebut telah berubah asin.Tak seorang pun dapat menjamin bahwa warga pesisir itu dapat mengkonsumsi air bersih dari Sungai Barito pada selain musim kering. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) konon tak mampu melebarkan sayap hingga ke wilayah itu, sementara bersama aliran Sungai Barito terlarut pula zat-zat pollutan dan p

TAMAN WISATA ALAM PULAU BAKUT KALIMANTAN SELATAN ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

Oleh : MUNANDAR dan ANNOOR ROSYDHIYAH    Taman Wisata Alam   Pulau Bakut pernah digadang-gadang sebagai obyek wisata penarik devisa sekaligus tindakan konservasi flora dan fauna di Kalimantan Selatan. Sungguh suatu beban berat yang harus dipikul oleh Pulau Bakut, sebuah delta kecil di sungai Barito ini.   Pulau di tengah aliran sungai Barito itu, kini   kondisinya menjadi dilematis. Di Pulau tersebut menancap tiang Jembatan Barito yang menghubungkan Kalimantan Selatan dengan kalimantan Tengah melalui darat.Terletak di tengah padatnya lalulintas pelayaran barang dan jasa, dilintasi hiruk pikuk kendaraan di atas jembatan 1,2 Km (terpanjang ke 2 di Asia Tenggara), namun diharapkan mampu   berperan sebagai   salah satu penjaga keragaman kekayaan hayati yang masih tersisa.   Di dalam kawasan    seluas kurang lebih 18,70 hektar itu hidup bekantan ( Nasalis larvatus)   primata endemik Kalimantan yakni jenis kera berbulu kemerahan berhidung panjang,   buaya sapit ( Tomistoma schlegelii ), el

KONSERVASI LAHAN RAWA GALAM DI KALIMANTAN SELATAN, SANGAT MENDESAK (Sebuah Tinjauan Ekologis)

Image
KONSERVASI LAHAN RAWA GALAM DI KALIMANTAN SELATAN, SANGAT MENDESAK (Sebuah Tinjauan Ekologis) Oleh :   MUNANDAR dan RINI HARTATI Rawa gambut berkurang, Kota Banjarmasin dan sekitarnya terancam Kalimantan Selatan perlu segera mengatur  dengan  jelas segala sesuatu yang berkaitan dengan makin terbatasnya lahan rawa akibat  desakan pesatnya pengembangan infrastruktur pembangunan dan pengembangan ketahanan pangan. Lahan rawa gambut di Kalimantan Selatan  dijumpai di Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin dan Kota Banjarbaru. Vegetasi kawasan ini banyak didominasi oleh jenis kayu galam  ( Melaleuca cajuputi ) yang  tumbuh secara alami. Jenis flora pohon ini  membentuk adaptasi terhadap lingkungan rawa, air tawar yang pada umumnya memiliki pH rendah (3–5) dan kurang subur membentuk sosok hutan rawa galam. Sekilas hutan rawa galam dikawasan ini seperti lahan terlantar yang tidak berharga. Lahan ini mempunyai fungsi hidrologi dan lingkungan bagi kehid

RESSAK (Vatica sp) The important species in lowland Tropical Rainforest

Image
Background The high of biodiversity of both plants and trees is the special charateristic of  tropical forest ecosystems. The high intensity of rainfall and humidity as well as seasonal differences that  caused many species can grow well in tropical forests. One of many important trees in the tropical rainforest of Indonesia is a sub family of Dipterocarpaceae. The  Dipterocarpaceae. divided into 13 genera, 470 species. Among the 13 generas 9 of them are in Indonesia, namely Shorea, Dipterocarpus, Dryoblanops, Hopea, Vatica, Cotylelobium melanoxylon, Parashorea, Anisoptera and Upuna. Since the 1970s, the era of exploitation of timber harvesting in forests outside Java were  very intensively done by the concession holders, the most sold out of this plant as a commercial commodity in wood market all over the world can be said it was out of control. Almost all types of Dipterocarpaceae is the most hunted wood to meet the demand for wood is caused it became scarcity One genus of Diptero