Posts

Showing posts from May, 2015

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (8)

Image
SIRIH Betel (English) / Piper betle, sirih (Indonesia), suruh (Jawa) Betel atau Sirih,  adalah tumbuhan merambat dari famili Piperaceae yang mempunyai  nama ilmiah Piper betle. Sirih diduga merupakan tanaman asli Indonesia dan telah ditanam dipekarangan . Sampai saat ini Sirih sebagai tanaman yang berkhasiat obat Sirih   masih menjadi bahan baku penting industri jamu, digunakan langsung sebagai ramuan maupun dikonsumsi dengan pinang, gambir, kapur dan tembakau untuk makan sirih   chewing betel.   Panjang tanaman merambat ini dapat  mencapai 12 hingga  15 meter. Batang sirih berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, dan beruas. Ruas-ruas tersebut disertai bakal akar sehingga memudahkan tanaman ini tumbuh liar merambat.  Sirih mempunyai jenis daun tunggal yang berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau khas bila diremas. Panjang daun antara  5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun peli

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (7)

Image
AKAR KUNING Diels / Arcangelisia flava , akar kuning (Indonesia), akar kuning (Banjar), Diels (English). Diels atau dalam Bahasa Indonesia disebut Akar Kuning adalah liana asli dari Asia Tenggara yang termasuk dalam  famili Coscieae.  Nama ilmiah  Akar Kuning yang dikenal adalah Arcangelisa flava . Tempat tumbuh Akar kuning adalah di hutan dataran rendah dan pegunungan sampai ketinggian 300 meter di atas permukaan laut. Kadang–kadang dapat ditemui di bekas perladangan yang lama terlantar atau  belukar muda. Akar kuning umumnya mudah ditemui di hutan tropis pulau Borneo yang memang memiliki curah hujan tinggi. Diels /Akar Kuning ( Arcangelisia flava) Warga masyarakat sekitar kawasan hutan manfaat  akar kuning secara tradisional sebagai tonikum yang berfungsi menambah stamina. Belakangan Akar Kuning diperjualbelikan di pasar sebagai jamu  untuk mengobati Sakit Kuning, Liver, Hepatitis B, anti malaria dan anti diare.

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (6)

Image
2. RAMBUSA/ PASSIONFLOWER Passionflower, wild maracuja, stinking, (English), bilaran (Banjar) rambusa(Indonesia). Passiflora foetida. Passionflower atau dalam Bahasa Indonesia disebut Rambusa adalah tumbuhan merambat dari famili Passifloraceae dengan nama ilmiah Passiflora foetida . Ciri-ciri fisik ber daun tunggal, tangkai daun berbulu  panjangnya antara  1–3 cm. Daun berbentuk bulat telur, bersegi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing, pangkal daun bentuk jantung, 3,5-13 × 4,5–14 cm Secara alami Rambusa tumbuh liar di hutan sekunder, bekas perladangan dan kebun, buahnya yang masak berbau harum dan dapat dimakan. Biji diselimuti daging ( mirip markisa) yang rasanya manis asam segar.  Daun muda biasa dimanfaatkan sebagai sayur atau lalapan dan berkhasiat mengobati nyeri lambung dan menurunkan tensi darah. Dari buahnya diperkirakan mengandung Vitamin C, lemak, Phospor dan Calsium.

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (5)

Image
2. Tumbuhan Merayap Winter melon Benincasa hispida , bligo (Jawa), kundur (Banjar), winter melon (English) Winter melon , nama Inggris untuk bligo karena buah yang sudah tua kulitnya  diselaputi  lilin  putih seperti  salju di musim dingin. Sejenis labu dari famili Cucurbitaceae genus Benincasa ini selain dimanfaatkan buahnya, ekstrak daun mudanya dikonsumsi untuk mengobati demam dan memperbaiki napsu makan. Daging buahnya digunakan untuk campuran minuman dingin seperti es buah dan dibuat manisan yang segar. Buah mudanya direbus dan dimakan untuk menurunkan panas dalam pada anak-anak. Kulit buah bligo bermanfaat untuk melancarkan kemih dan mengobati radang ginjal. Kandungan kimia di dalam buah winter melon ini adalah diantaranya : karbohidrat, protein, asam nikotinat  dan vitamin B1, B2 dan C. Winter melon/ Bligo ( Benincasa hispida Bligo yang mempunyai nama ilmiah Benincasa hispida , seperti halnya famili mentimun lainnya tumbuh dengan baik di dataran rendah deng

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (4)

1       GELINGGANG Cassia alata. gulinggang   (Banjar), ketepeng (Jawa), gelinggang (Indonesia) . Ringworm weed (English), dadmari ( Hindi) Adalah pohon dari famili Leguminoceae yang mempunyai  nama ilmiah Cassia alata L . Tinggi pohon mulai dari 2,3 meter sampai dengan 5 meter . Seperti umumnya famili Leguminoceae, daun gelinggang adalah majemuk dan lebat. Daun gelinggang  secara tradisional dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan untuk mengobati  penyalit kulit. Penyebaran pohon ini sangat luas mulai dari  West Bengal, Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia. Khasiat obat yang lain dari gelinggang ini diantaranya adalah ; daunnya dapat digunakan sebagai antiparasitic, mengobati asthma, mengobati gatal karena racun ulat bulu dan gigitan serangga. 

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (3)

       5.  KEDAUNG Parkia roxbughii ,  kupang (Banjar), kedaung (Indonesia, Jawa), kedhawung (English). Pohon dari famili Leguminoseae ini mempunyai  nama ilmiah Parkia roxbughii . Masyarakat lokal di Kalimantan memanfaatkan biji kedaung sebagai obat. Biji yang kering digoreng sampai hangus dan dimakan untuk mengobati diare dan kembung. Selain biji bagian lain dari pohon ini yang berkhasiat obat  diantaranya adalah   kulit, daun dan akarnya. Khasiat utama yang paling dirasakan adalah sebagai anti bakteri.Secara tradisinonal dalam arti tanpa kajian mendalam tentang kandungan kimianya, biji kedaung ini digunakan dalam pengobatan infeksi dan gangguan perut. Akhir-akhir ini industri jamu banyak memanfaatkan biji kedaung sebagai salah satu bahan baku yang cukup penting. (bersambung)...

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA (2)

3.  BANGKAL Nauclea subdita. Merr , bangkal (Banjr), bangkal (Indonesia),bulubangkal (English) Pohon dari famili Rubiaceae , dengan nama ilmiah Nauclea subdita. Merr. Habitat alami pohon ini adalah  di hutan dataran rendah, hutan yang terganggu, hutan rawa, tepi sungai dan hutan pegunungan sampai ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Daunnya dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan untuk obat sakit perut, bagian kulit kayunya digunakan sebagai bahan bedak atau masker pemutih wajah. Di Kalimantan Selatan  kulit kayu ini diusahakan dalam skala industri kecil dan dikenal dipasar dengan merk "Bedak Limpasu".      4.      PULAI Alstonia scholaris , pulai, pulantan  (Banjar ), pulai ( Indonesia), pule (Jawa) white cheesewood , birrba,milkwood pine,milk wood,milky pine,black board tree,devil's tree,dita bark (Eglish) Pohon dari famili Apocynaceae dengan nama botani  Alstonia scholaris . tergolong pohon besar dengan tinggi dapat mencapai 40 m. Seperti umu

TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN INDONESIA

Hutan tropika Indonesia sangat kaya dengan keragaman flora.  Curah hujan yang tinggi dan jumlah hari disinari matahari yang panjang memungkinkan berbagai spesies flora tumbuh di  Hutan Tropika Indonesia . Keragaman flora yang sangat kaya itu menjadikan Hutan Tropis Indonesia menjadi sumber daya  yang  mencakup tumbuhan obat, yang telah maupun belum dibudidayakan. Warga masyarakat biasa memanfaatkan buah-buahan untuk dikonsumsi, daun, akar, batang tumbuhan untuk obat sebagai keperluan sendiri (Munandar, 2012). Tidak kurang dari 560-900 spesies yang ada di hutan hujan dataran rendah Malaya, Kalimantan dan Papua diperkirakan mempunyai khasiat obat.  WHO telah menyusun koleksi lebih dari 21.000 nama tanaman (termasuk sinonim) yang telah dilaporkan untuk keperluan medis dunia (Neuman & Hirsch, 2000). Akhir-akhir ini, ada kecenderungan yang kuat  pada masyarakat untuk melakukan upaya pengobatan dengan bahan-bahan alam. Perkembangan ini memperluas peluang usaha pemanfaatan tumbuhan o

BAHASA BANJAR

Bahasa Banjar adalah Bahasa Daerah yang dituturkan oleh masyarakat Suku Bangsa Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan. Suku Bangsa Banjar meskipun ditilik dari katanya mengindikasikan suatu kelompok etnis yang tidak terlalu banyak, namun pada kenyataannya bahasa daerah ini dituturkan hampir di seluruh daratan Pulau Borneo, bagian timur Pulau Sumatera hingga ke semenanjung Malaya. Beberapa ahli mengatakan   Bahasa Banjar tergolong ke dalam rumpun Bahasa Melayu. Konon hal ini ada hubungannya dengan migrasi  masyarakat Melayu  ke Pulau Borneo yang akhirnya sebagian dari mereka menetap di sepanjang pantai dan sungai-sungai yang kala itu menjadi pusat perekonomian.  Perkembangan bahasa ini selanjutnya dipengaruhi oleh Bahasa Jawa yang pada abad 12-13 sangat dominan di Nusantara serta Bahasa lokal yang digunakan oleh  Suku Bangsa  Dayak sebagai etnis yang lebih dahulu menetap di Pulau Borneo.